Modul   3.  MANUSIA DAN LINGKUNGAN
1.      SALING KETERGANTUNGAN ANTARA MANUSIA DAN LINGKUNGAN
Sejak  masa
 prasejarah nenek moyang kita sudah mempunyai kemampuan merefleksikan 
bagaimana dunia sekelilingnya mempengaruhi dalam kehidupannya 
sehari-hari. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan 
mampu menjelaskan suatu pandangan yang lebih bijak tentang hubungan 
timbal balik antara manusia dan lingkungan alam.
Beberapa
 ahli ilmu pengetahuan alam menyatakan bahwa teknik-teknik baru yang 
digunakan oleh manusia akan mampu mengontrol alam serta meningkatkan 
kesejahteraan umat manusia di masa mendatang. Sebaliknya ahli-ahli lain 
berpendapat bahwa kita masih sangat terikat dari “campur tangan alam.”
Secara
 hakikat pemikiran kondisi geografik, menolak gagasan yang mengatakan 
lingkungan hidup mengontrol tindakan-tindakan manusia. Menurut pemikiran
 geografi malah terjadi sebalinya, yakni bahwa manusia secara aktif 
merupakan agen dominan yang mampu memanipulasi dan memodifikasi 
habitatnya (lingkungan sekitarnya). Walaupun demikian kita tidak bisa 
lepas dari pengaruh alam.
Seacara sederhana dapat dikatakan bahwa suatu kebudayaan adalah keseluruhan
 pandangan hidup suatu penduduk yang penekanannya pada standar yang 
idealis, didesain oleh penduduk bagi kepentingannya.
Carl Ritter seorang tokoh yang sangat memperhatikan tentang sejarah perkembangan kebudayaan umat manusia  yang
 beranekaragam dipelbagai belahan dunia. Menurut pendapatnya masyarakat 
manusia akan mengalami perkembangan dari bangsa barbarisme, yang sangat 
kejam sampai menjadi bangsa yang beragama dan beradab.
Alexander
 Van Humblodt berdasarkan hasil studinya yang dilakukan tentang bentang 
lahan, iklim, mencoba membahas adanya perbedaan kebudayaan antara satu 
masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Hipocrates,
 Aristoteles dan Jean Bodin menggambarkan adanya pengaruh setiap habitat
 terhadap penduduknya. Sebagai contoh karena iklim di Eropa terdiri dari
 beberapa musim hingga fisik orang-orang Eropa lebih besar daripada 
orang-orang Asia. Demikian juga dalam hal perjuangan, organisasi maupun 
politik.
Dalam
 geografi adanya suatu pendekatan yang dikenal dengan inveronmentalisme.
 Paham ini melaetakan pondasi yang terpenting dalam pandangannya bahwa 
aktivitas manusia kondisinya sedemikian kuat atau dipengaruhi oleh 
lingkungan hidup.
Sedangkan
 Federik Ratzel seorang ahli geografi dan etnologi, merupakan orang 
pertama yang menyanggah keyakinan kaum inveronmentalis, dalam 
argumentasi di salahsatu essainya ia menegaskan posisi yang paling 
penting adalah faktor kebudayaan.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
2.      DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA
Bagi
 ahli geografi dampak manusia terhadap lingkungan alam sesungguhnya 
lebih banyak diperhatikan bila dibandingkan dengan kaitannya isu-isu 
sosial.
Untuk memahami bagaiman asal mula perubahan energi dari
 satu makhluk ke makhluk lain di bumi maka dapat digambarkan sebagai 
berikut: Kehidupan di bumi berasal dari energi matahari. Melalui 
fotosintesa diubahlah energi ini ke dalam bentuk energi kimia di dalam 
tumbuh-tumbuhan. Sebagai respon bagi kita untuk bertahan hidup, serta 
semua makhluk hidup lainnya, maka kita makan tumbuh-tumbuhan tersebut 
dalam proses ini energi kimia yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan 
ditaransformasi menjadi energi gerak. Beberapa makhluk hidup memang 
tidak langsung makan tumbuh-tumbuhan. Tetapi energi mereka didapatkan 
dengan cara memakan binatang serangga dan ikan, bila ditelusuri 
kebelakang akhirnya sampai pada tanaman.
Semakin
 tinggi teknologi suatu masyarakat semakin bertambah besar tingkat 
ketergantungannya pasa konsumsi energi dan semakin besar hilangnya 
panas. Maka akan menciptakan lembaga pengrusakan pada biosfir atau 
oktosfir.
Dengan
 perkembangan ilmu dan teknologi yang makin pesat dorongan pertumbuhan 
ekonomi berbagai negara mengakibatkan berbagai pemborosan sumber daya 
alam yang berakibat kemorosotan kualitas lingkungan.
Pada
 saat ini terjadinya kemorosaotan kualitas lingkungan sudah menjangkau 
ke berbagai segi kehidupan. Sebagai contohnya antara lain terjadinya ; 
mutasi gen antar manusia terselubung, hujan asam, dampak rumah kaca, lobang lapisan ozon.
3.      PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Kemampuan lingkungan hidup sangat terbatas secara kuantitas atau jumlahnya. 
Peraturan pengelolaan lingkungan hidup:Udang-undang No. 23 tahun 1997.
Pengertian lingkungan hidup (UU No 4 tahun 1982 atau No. 23 tahun 1997) sebagai
 suatu kesatuan ruang yang terdiri dari benda, daya, keadaan, makhluk 
hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi 
kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. Komponen lingkungan hidup: 
- fisik,
 - biotis,
 - sosial,
 - ekonomi,
 - budaya dan
 - kesehatan masyarakat.
 
Azas Pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup: pengelolaan lingkungan hidup untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan (berkelanjutan). 
Setiap orang mempunyai kewajiban untuk dapat memelihara lingkungan hidup di muka bumi. 
Perangkat pengelolaan lingkungan: AMDAL, UKL, UPL. 
Penyelenggaraan
 pengelolaan lingkungan dengan memanfaatkan perangkat sukarela dianggap 
sebagai gambaran kepedulian yang tinggi dalam upaya pengelolaan 
lingkungan. 
Permasalahan lingkungan telah mendapat perhatian yang luas di berbagai negara sejak dasawarsa 1970-an hingga sekarang ini. 
Konferensi
 lingkungan hidup sedunia di Stockholm tahun 1972 maka sampai sekarang 
telah banyak dikeluarkan penanganan masalah lingkungan baik oleh 
masing-masing negara maupun antar negara. 
Isu-isu
 lingkungan telah menjadi isu seluruh dunia seperti rusaknya lapisan 
ozon, masalah perubahan iklim global dan lain sebagainya. Ini semua 
menunjukkan bahwa dalam melakukan pembangunan perlu dilakukan melalui 
pendekatan ekologis.
Perubahan
 lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan, baik yang direncanakan 
maupun di luar rencana, dapat menurunkan atau menghapus kemampuan 
lingkungan untuk mendukung kehidupan kita pada tingkat kualitas hidup 
yang lebih tinggi. 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar